Bikin artikel di bulan Ramadhan memang menjadi tantangan
tersendiri. Selain hari serasa lebih pendek, waktu jadi mefeeet
banget. Masuk kerja lebih pagi, pulang lebih cepat, macet di jalan,
buka
puasa, sholat magrib, lanjutin makan babak kedua, terus sholat Isya plus
Tarawih, akhirnya siap-siap tidur. Rutinitas seperti ini yang menjadi
santapan sehari-hari sebagian kita,and nggak kerasa dua hari
terakhir ini macet di jalanan meningkat deras, dan itu tandanya THR
sudah turun! Loh?
Ya, lebaran sebentar lagi. Kesibukan cukup tinggi karena semua
orang
pada nyiapin untuk acara bertaraf internasional yaitu: lebaran
berjamaah! Setahu ane emang cuma dua event besar di agama kite ini, idul
Fitri dan idul Adha. Itu sebabnya, cukup worth untuk dirayakan
dan disiapkan dengan seksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,
loh? Kok jadi kayak di teks proklamasi? Hahaha…
Bro en Sis, event yang menutup acara puasa sebulan penuh ini emang
unik banget, acara ini nyaris melumpuhkan semua sektor di negara kita.
Semua orang pada cuti massal. Mirip mogok nasional lah. Nggak ada yang
kerja. Kantor-kantor pada tutup dan kebanyakan orang pada maen ke sono
kemari (baca: silaturahmi)
Dalam menyambut hari Ied alias lebaran, umumnya kita malah lebih
terfokus pada hal-hal di luar ibadah, dengan satu dalih untuk
mempersiapkan hari ied yang biasanya identik dengan kerepotan,
pengeluran lebih dan yang jelas capek berat. Pernah tidak kita merasakan
hal yang sama, tapi pada aktivitas ibadah yang lain? Misal kerepotan
cari tambahan uang karena lagi pengen memperbaiki masjid dideket rumah
kita, kecapean dan kelelahan karena berusaha ngajakin orang di kampung
untuk mau sholat tepat waktu dan sebagainya. Kenapa kok lebaran selalu
menjadi “big deal” bagi kaum muslimin di Indonesia?
Ied artinya adalah sesuatu yang berulang-ulang pada kurun waktu
tertentu. Ied merupakan kekhususan umat Islam. Dalam agama kita, kita
mengenal dua hari Ied, dan keduanya dihubungkan dengan dua ibadah besar.
Ied Fitr yang dihubungkan dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan Ied
Adha yang dihubungkan dengan ibadah haji. Ini menunjukkan betapa
penting dan utamanya hari Ied, karena kedua ibadah besar yang
mengikutinya sekaligus adalah dua syiar Islam terbesar. Nah untuk
menyambut hari yang mulia ini, apa saja yang harus kita lakukan?
Menyambut Ied Fitri
Bro en Sis, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyambut hari
Ied Fitri supaya lebih optimal. Nah, persiapan apa saja yang perlu
dilakukan?
Pertama,
mengoptimalkan ibadah kita di akhir Ramadhan. Sering kali
karena terlalu sibuk dengan persiapan untuk menyambut hari Ied Fitri,
kita jadi nggak punya waktu lagi untuk beribadah di akhir bulan
Ramadhan. Hal ini mestinya bisa dengan mudah diantisipasi dengan planning
yang baik. Sebab, setiap tahun kejadian yang sama selalu berulang,
mestinya cukup mudah bagi kita untuk mengambil pelajaran dari tahun
sebelumnya mengenai kesalahan-kesalahan planning seperti ini.
Kedua, mengeluarkan zakat
fitri. Kita mengeluarkan zakat fitri selain
karena perintah Alloh Swt., zakat fitr sering juga disebut sebagai zakat
untuk berbuka, dimana sebelumnya sebulan penuh kita berpuasa dan
sekarang kita akan mengakhirinya, dan kita tandai dengan mengeluarkan
zakat. Karena itu zakat fitr termasuk ke dalam zakat badan, bukan zakat
mal, makanya setiap jiwa/pribadi dikenai zakat. Zakat Fitri berfungsi
juga sebagai pensuci ketidak sempurnaan selama puasa bagi yang
mengeluarkan dan menggembirakan para penerimanya pada hari Ied Fitri.
Zakat Fitri hukumnya wajib tentunya hanya bagi yang mampu, dan batasan
mampu dalam zakat fitri adalah mereka yang memiliki persediaan makanan
yang cukup pada hari Ied Fitr.
Zakat Fitri tidak boleh dikeluarkan dalam bentuk uang, tapi harus
dalam bentuk makanan, dalilnya adalah sebagai berikut:
Satu, tidak ada tuntunan untuk mengeluarkan zakat fitr dalam bentuk
uang. Sementara pada saat jaman rasul dan para sahabat, saat itu sudah
dikenal mata uang, namun mereka tidak menggunakan uang untuk membayar
zakat Fitri.
Dua, bila dilakukan konversi harga bahan makanan, akan mengalami
permasalahan juga, karena cukup bervariasi dan beragamnya bahan makanan,
sehingga tidak bisa disamakan harga satu sok beras dengan harga satu
sok kurma. Akan sangat susah bagi orang Indonesia yang makanan pokoknya
beras untuk mengeluarkan zakat Fitr ketika dia berada di negara lain.
Tiga, akad Amilin juga menjadi nggak jelas. Tugas amilin adalah
menerima dan mendistribusikan zakat, bukan transaksi jual beli. Dan itu
amil itu SK-nya langsung dari khalifah (pemimpinan negara yang
menerapkan syariat Islam).
Sekadar tahu aja, dari berbagai pendapat imam mahzab hanya Abu
Hanifah yang memperbolehkan membayar zakat fitri dengan uang. Sementara
Ibnu Taimiyah mensyaratkan boleh menggunakan uang untuk zakat fitri
dengan 3 syarat/kondisi yang ketat, yaitu: darurat, maslahatnya besar
dan hajat yang sangat.
Zakat Fitri dikeluarkan sebesar 1 sha’, yakni sama dengan 3,5 liter
atau 2,5 kilogram bahan makanan pokok untuk setiap jiwa. Waktu pembagian
diberikan ruhksah 2 hari sebelum hari Ied fitri. Ada pun pengumpulan
zakatnya boleh dilakukan lebih dari 2 hari sebelum Ied Fitri.
Kepada siapa zakat fitri dibagikan? Nah, karena merupakan zakat
badan,
maka mustahiknya cuma dua, yaitu fakir dan miskin saja. Karena zakat
badan memiliki kesamaan makna dengan kafarat. Zakat Fitr lebih afdol
dibagikan di tempat kita tinggal. Namun boleh dipindahkan ke tempat lain
sesuai kebutuhan. Zakat boleh diberikan kepada orang kafir dalam
harapan supaya dia menjadi Islam.
Ketiga, kudu ngarti
jadwalnya Ied Fitri. Hal yang satu ini penting
banget sodara-sodara, karena kalo kita salah nentuin waktunya jadi
tengsin sendiri. Kita udah bersuka cita, sambil silaturahmi, eh ternyata
yang lain masih pada puasa. Ied Fitri dirayakan setiap tanggal 1
Syawal.
dan Alloh Ta’ala memberikan tanda yang jelas di langit dengan munculnya
si hilal, yakni cahaya tipis berbentuk sabit, menghiasi langit dengan
seyumannya yang dinanti-nanti ribuan ahli rukyat di seluruh dunia
(hahaha lebay mode “on”). Mantengin langit di senja hari akhir bulan
Ramadhan merupakan kegiatan rutin tahunan yang mengasyikkan. Selain kita
bisa belajar mengenai benda-benda antariksa dan pergerakannya, kita
juga bisa menikmati indahnya sunset di bulan ramadhan yang sama artinya
dengan sebentar lagi bukaaaa, jadi dari pada ngabuburit nggak jelas,
mendingan banget ngelakuin rukyatul hilal alias melihat bulan sabit
tipis tanda awal bulan.
Kegiatan rukyatul hilal merupakan salah satu kegiatan penting dari
sudut pandang science, karena merupakan kegiatan data collection
jama’i dengan skala yang cukup besar. Data yang diperoleh baik data
positif dan negatif dapat digunakan untuk memeriksa algoritma
perhitungan penentuan awal bulan (hisab). Jadi dari awal sebenarnya
hisab dan rukyatul hilal tidaklah bertentangan, cuma di Indonesia saja,
karena kedua metode ini di gunakan secara exclusive oleh 2 ormas besar
yang “bersaing”, sehingga kesan yang muncul akhirnya kedua metode ini
bertentangan, padahal keduanya saling membutuhkan. Meski tentu sanja
penentuan pastinya kudu dengan rukyat hilal, bukan via hisab. Hisab cuma
alat bantu aja kapan waktu yang pas buat ngintip si hilal. Ya iyalah,
jangan sampe ngeliatnya pas tanggal 14, itu sih bukan rukyatul hilal,
tapi rukyatul qomar alias melihat bulan. Hehehe…
Bila hilal sudah terlihat, itu artinya keesokan harinya kita
merayakan Ied Fitri, sebenarnya tidak ada masalah dimana dia terlihat,
asal berita mengenai observasi hilal ini bisa kita validasi
kebenarannya. Hilal hanya terjadi sekali di antariksa sono, dan sudah
menjadi sunatullah bahwa bumi ini bulat, sehingga sudah menjadi
sunatullah juga ada yang bisa melihatnya dan ada yang tidak. Kemudian,
menjadi tututan logis bagi yang tidak bisa melihat, untuk mencari atau
menunggu berita observasi hilal dari tempat lain.
Untuk menuju kepada persatuan umat, seharusnya anggapan bahwa
batasan
negara berlaku dalam penetapan Ied Fitri harus mulai ditinggalkan,
karena umat Islam adalah umat yang satu dan kita semua bersaudara dalam
akidah, sementara Ied adalah bagian dari akidah kita, tidak bisa kalo
kemudian kita ber-Ied sendiri-sendiri, meski tentunya ada toleransi
perbedaan di sini, toleransi perbedaan 1 hari yang dianggap para ulama
masih bisa diterima, karena kondisi geografis bumi kita. Wallahuallam.
Pada saat Ied Fitri
Bro en Sis, kalo tadi sudah dijelaskan kegiatan apa saja yang biasa
kita lakukan untuk persiapan Ied Fitr, sekarang apa saja yang perlu kita
lakukan pada hari Ied, yuk simak terus.
Pertama, sunnah ied fitr ada 3, yaitu bergegas berjalan kaki menuju
lapangan dan ketika kita pergi dan pulang melewati jalan yang berbeda,
makan sebelum keluar menuju lapangan untuk ied fitri, adapun untuk
sholat
Ied Adha, sunnahnya adalah kebalikannya, sholat dulu baru makan. Sunnah
yang terakhir adalah mandi, pastikan kita sudah mandi sebelum berangkat
sholat Ied. Tentunya ketiga sunnah ini memerlukan planning
yang matang, karena tidak mudah terutama bagi yang berangkatnya
berjamaah lebih dari satu orang, untuk bisa datang tepat waktu
kelapangan untuk sholat Ied, sudah makan dan sudah mandi.
Kedua, disunnahkan berhias untuk hari raya. Disunnahkan untuk
menggunakan wangi-wangian dan perhiasan di hari raya. tentu saja dengan
tetap menjaga batas-batas urf atau batasan adat yang berlaku setempat.
Jangan sampai kita berlebihan dalam menggunakan parfum dan perhiasan.
Sebab, selain akan mengganggu orang lain, juga bisa memicu terjadinya
kejahatan. Intinya adalah kita harus berdandan sehingga terlihat berbeda
dari hari biasa–jangan sampai hari biasa dan idul fitri sama
saja–karena seharusnya kita memperlihatkan kegembiraan pada hari Ied
Fitr.
Rasulullah saw. biasanya menggunakan pakaian yang paling indah pada
hari Ied Fitr. Pakaian yang paling indah tidak selalu berarti baru dan
Rasulullah saw. menyiapkan pakaian khusus untuk hari raya Ied dan hari
jumat. Biasanya Rasul mengenakan burdah warna hijau atau burdah berwarna
merah. Nah patut dicontoh tuh! Sementara untuk wanita, tetap berlaku
aturan syariat dalam berpakaian dan tentunya tidak boleh tabarruj
(menampakkan perhiasan, apalagi jika berlebihan).
Ketiga, disunnahkan takbiran pada hari-hari Ied. Disunnahkan untuk
Ied Fitri adalah takbiran setelah subuh ketika menuju lapangan dan
dibaca
dengan suara yang dikeraskan, tapi bukan takbiran semalaman suntuk.
Sebab, selain mengganggu orang lain, juga biasanya menjadikan kita lupa
untuk istirahat/tidur, sehingga akhirnya sholat Ied malah telat. Perlu
diingat tidak diperbolehkan untuk menambah-nambah takbir yang tidak ada
syariatnya. Misal masukin lirik lagu Enter Sandman-nya Metalica
dalam takbir, dsb. Whuaaa… nggak banget!
Keempat , waktu sholat Ied, disunnahkan untuk agak siang, sementara
untuk Ied Adha lebih dipagiin. Sholat Ied dilakukan sebanyak 2 rakaat,
pada rakaat pertama, takbir 7x termasuk takbiratul ihram. Pada rakaat
kedua takbir 5x. Tidak ada adzan maupun iqomat, dan tidak ada panggilan
apa-apa serta tidak ada sholat sesudah dan sebelum sholat ied.
Bro en Sis, bila hari raya ied dan hari Jumat bertemu, maka
diberikan
rukhsah, untuk tidak melakukan shalat Jumat. Namun sunnahnya tetap
melakukan sholat Jumat. Rasulullah saw. yang memerintahkan semua muslim
termasuk wanita yang haid untuk datang ke lapangan pada hari ied, ini
merupakan salah satu petunjuk/qarinah akan pentingnya Sholat Ied.
Sesudah sholat Ied
Banyak hal yang bisa kita kerjakan selepas sholat ied, yang biasa
dilakukan di Indonesia adalah untuk saling meminta maaf dengan saudara
kita yang lain. Biasanya acara meminta maaf ini memiliki berbagai macam
bentuk, dari acara yang sifatnya acara formal sampai yang spontan. Acara
seperti ini sebenernya bersandar dari pemahaman akan Ied Fitr sendiri,
di Indonesia kita lebih mengenal dengan nama Ied Fitri, yang diartikan
sebagai kembali menjadi suci, padahal arti sebenernya bukan Ied Fitri
tapi Ied Fitr, yang artinya kembali berbuka, setelah sebulan penuh
puasa.
Tuntunan dalam Islam, meminta maaf bisa dilakukan kapan saja dan
segera meminta maaf bila kita tahu kita melakukan kesalahan kepada orang
lain. Jadi tidak perlu harus nunggu lebaran dulu.
Selama hari Ied Fitri, kita disunnahkan untuk memperlihatkan
kegembiraan. Pada hari Ied Fitr kita harus terlihat gembira walaupun
dalam hati kita sedang bersedih, kenapa demikian? Selain mengikuti
sunnah Rossul juga untuk memudahkan orang lain untuk bergembira juga,
karena ada sebagian orang yang ikut sedih ketika melihat orang lain
sedih. Pada saat Ied Fitr kita disunnahkan untuk saling mengucapkan
“Taqabballahu minna wa minkum” yang artinya, semoga Alloh Ta’ala
menerima ibadah kita semua, bila kita saling bertemu. Ulama tidak
melarang kita memberikan ucapan lain seperti minal aidzin wal faidzin
yang sebenernya merupakan kalimat penggalan dari ja’alanallahu wa
iyyakum minal aidin wal faizin, yang artinya semoga Allah menjadikan
kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung (menang).
Perkara ucapan selamat ini bukan termasuk kedalam perkara ritual
ubudiyah, sehingga tidak ada larangan untuk mengungkapkan perasaan
dengan gaya bahasa kita masing-masing.
Khulashoh
Bro en Sis, kalo kita perhatikan ada yang tertawa dan menangis pada
saat Idul Fitr, ini semua tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Menangis karena meninggalkan bulan Ramadhan yang mulia dan tertawa
karena memang disunnahkan untuk bergembira pada hari tersebut. Setiap
tahun paling tidak kita melalui training Ramadhan dengan minimum 29 kali
pertemuan dengan sertifikat takwa bagi yang berhasil melampauinya
dengan sukses. Pelajaran utama dalam Ramadhan adalah mampu mengendalikan
hal yang halal! Kenapa demikian? Karena insya Allah bila yang halal
saja kita mampu mengendalikannya, apa lagi yang haram, sudah pasti akan
lebih mudah.
Namun demikian harapan tidak selalu seindah kenyataan. Masih dalam
bulan Ramadhan saja, sudah banyak penyimpangan yang bisa kita temui.
Misal pada saat berbuka, selain kita dengar riuhnya orang sibuk berbuka,
tidak kalah rame juga asep keluar dari para anggota majelis suro
(majelis suka rokok). Padahal sebelumnya seharian penuh bisa nahan nggak
ngerokok, walaupun tanpa fatwa MUI, tapi begitu berbuka lain urusannya.
Pada malam lebaran juga sering kita jumpai orang pada begadang maen
gaple, nyabung ayam bahkan nonton dangdut koplo guna memeriahkan acara
lebaran. Astaghfirullah. Semoga Alloh memberika hidayah dan kepada para
saudara kita yang masih jahiliyah dan kita terhindar dari semua hal yang
tidak bermanfaat.
Akhirul kallam, mari kita pertahankan sertifikat takwa yang kita
peroleh setelah training bulan Ramadhan. Semoga artikel ini bermanfaat
dan ibadah kita semua diterima oleh Alloh Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar