Saatnya Menjadi Pemuda Muslim Tangguh dan
Berkualitas

ﻓَﺄَﻗِﻢْ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﻟِﻠﺪِّﻳﻦِ ﺣَﻨِﻴﻔﺎً ﻓِﻄْﺮَﺓَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺗَﺒْﺪِﻳﻞَ ﻟِﺨَﻠْﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦُ ﺍﻟْﻘَﻴِّﻢُ ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. ( Q.s. Ar-Rum:30 ).

“Pemuda adalah harapan, harapan masa depan penentu arah negeri.” Sebuah syair yang tertulis dalam kumpulan sajak puisi yang maknawi
memberikan pengharapan besar dalam jiwa pemuda.


“Berikan aku 10 orang pemuda maka dengan itu aku akan menggoncang dunia,” (Ir.Soekarno). Inilah kata yang terucap dari lisan pemimpin besar bangsa ini yang menyatakan bahwa betapa besarnya peran pemuda dalam melanjutkan perjuangan negeri ini.

Ada sebuah pepatah yang berbunyi, “Negara yang tangguh salah satunya bisa dilihat dari sosok pemudanya.” Bahkan Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa pemuda adalah salah satu dari lima pilar yang
dibutuhkan untuk membangun negara tangguh selain pemimpin yang adil, ulama, wanita solehah, dan ummat yang baik. Seharusnya, kita sebagai pemuda/i Islam merasa tersanjung dengan hal tersebut kemudian berusaha melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Tapi, mungkin saja, ada beberapa dari kita merasa bingung, tidak puas dan bertanya,
“Kenapa harus pemuda?”. Jawabannya cukup sederhana, karena pemuda adalah kumpulan anak-anak muda dengan semangat besar, daya serap dan pikir yang cepat juga fisik yang masih prima. Karena peranan pemuda yang strategis itulah, Soekarno sampai berani mengatakan sesuatu yang masih dikenang dunia hingga sekarang, “Berikan kepadaku
1000 orang tua, aku sanggup mencabut Semeru dari uratnya. Tapi, berikan kepadaku 10 pemuda maka aku sanggup menggoncangkan dunia.”

Pertanyaannya sekarang adalah, “Pemuda seperti apa yang bisa menggoncangkan dunia dan menjadi pilar negara?”. Tentu saja jawabannya bukan pemuda yang suka menghabiskan waktunya dengan bersantai-santai, pasif, dan tidak mempunyai kesungguhan untuk terus berkarya bagi ummat. Pemuda yang dimaksud haruslah pemuda yang berkualitas. Ia haruslah seorang yang dinamis, aktif berkarya membuat perubahan, kreatif, revolusioner dan yang tidak kalah penting adalah beriman dan bertakwa.

Dinamis, karena kehidupan ini tidak selamanya berada di atas, bisa saja ia meluncur ke titik terbawah dalam hidup. Oleh karena itu, pemuda yang
dinamis, peka dalam menyikapi perubahan, akan sanggup bertahan daripada mereka yang tidak peka dalam menyikapi perubahan. Aktif berkarya dalam membuat perubahan lebih baik daripada terus berdiam diri menunggu seseorang merubah keadaan.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri… (QS 13: 11)”.

Pemuda yang kreatif akan mempunyai banyak solusi  dalam menghadapi setiap permasalahan. Pemuda pun harus siap menjalankan perannya sebagai seseorang yang revolusioner, menjadi agen peubah masyarakat
dari tidak baik menjadi baik dan dari kurang baik menjadi lebih baik. Akan menjadi sesuatu yang lengkap jika pemuda tersebut juga mempunyai
keimanan, ketakwaan, akidah, ibadah, dan akhlak yang baik sehingga bisa menjadi teladan bagi yang lainnya.

Mungkin menjadi pertanyaan besar bagaimana caranya untuk menjadi Pemuda/i Islam yang tangguh dan berkualitas yang nantinya mampu membela ummat , menegakkan yang ma’ruf , dan memerangi yang munkar. Untuk mewujudkannya, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu hati nurani (spiritual intelligence), emosi (emotional intelligence), akal (intellectual intelligence), dan fisik. Menurut As-Syahiid Hasan Al-Banna hal-hal tersebut dapat dimaksimalkan melalui perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa dapat dilakukan melalui pendidikan dan pembinaan.
Rajin menambah ilmu dengan mengikuti kajian, seminar, mentoring atau training; melakukan introspeksi diri; melembutkan hati dengan banyak
berdoa merupakan cara-cara yang dapat ditempuh untuk mendidik dan membina jiwa. Setelah ilmu didapat, hal berikutnya yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan semangat dan kesungguhan untuk mengimplementasikannya dalam amalan nyata. Tetap memotivasi diri akan karunia bagi para penuntut ilmu.

” … Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …”
[Al-Mujaadilah : 11][2].


Dalam hadist qudshi , Rasulullah SAW bersabda :” Mereka orang-orang yang memperbaiki apa yang telah di rusak oleh manusia dari Sunnah-Sunnahku sepeninggalku”.Aku katakan : “Kami telah mengalami
zaman itu, lalu kami mulai membangun sebuah pengaruh yang baik bagi dakwah yang di lakukan oleh mereka para ghuraba [orang-orang asing],
dengan tujuan mengadakan perbaikan ditengah barisan para pemuda mukmin. Sehingga kami jumpai bahwa para pemuda beristiqomah dalam
kesungguhan di berbagai negeri muslim, giat dalam berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala
mengetahui keshahihannya”.

Dengan semangat kepemudaan keadaan seperti inilah yang harus kita wujudkan dan sudah barang tentu menjadi tanggung jawab Pemuda/i muslim negeri ini menegakkan keadilan dan agama Allah dengan metode yang baik.

Jika semua pemuda Islam di Indonesia bertekad untuk menjadi pemuda tangguh dan berkualitas, impian akan kejayaan Islam dan ketangguhan negara Indonesia nantinya, besar kemungkinan akan terwujud. Karena di hadapan kita – bisa jadi – akan muncul lagi pemuda-pemuda tangguh yang mengikuti jejak Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Mus’ab bin Umair; pemuda Yahya Ayyash, Imad Aqdil, Izzudin Al Qasam, dan mujahid-mujahid muda Palestina lainnya. Dengan demikian, cita-cita untuk menjadi orang yang paling berguna bagi negeri ini juga sudah bukan lagi kata-kata tanpa arti, bukan lagi impian yang tidak tau kapan akan berakhir, tapi
sebuah impian yang bisa diwujudkan menjadi kenyataan manis.

Semoga Allah meridhai segala usaha yang telah kita
lakukan….
Wallahu A’lam bis shawab……………