Gang-gang yang menyeramkan ala Yakuza en mafia Italia, ternyata nggak
hanya eksis di film, tapi ada deket-deket sini. Ya, jantung orangtua
dan para guru sempet dibikin dag-dig-dug-der dengan temuan media massa
dan kepolisian ada gang-gang yang berkeliaran di lingkungan remaja.
Sesuai namanya, gang, mereka banyak terlibat kegiatan negatif; pemalakan, pemukulan bahkan perampasan.
Akibat perbuatan gang ini, korban pun berjatuhan. Setelah
sebelumnya, kita sempat diresahkan dengan maraknya gank-gank di sekolah,
kini kita diresahkan dengan banyaknya gank motor. Di Sumbar sendiri,
gank motor ini sudah sering memakan korban, baik disiang hari maupun di
malam hari.
Bikin resah
Aksi gang ini nggak cuma kerjaan anak SMA, sejumlah gang juga dibuat
anak-anak SMP. Seperti kagak mau kalah ama kakak-kakaknya di SMA, mereka
juga kerap bikin kerusuhan, tawuran, kebut-kebutan dan pemalakan.
Disadari atau nggak oleh para anggota gang ini, aksi-aksi mereka
berlanjut ke tingkat kejahatan yang lebih tinggi. Awalnya mungkin
kriminalitas kelas teri seperti malak atau ngancem, tapi suatu ketika
bisa saja berubah jadi perampasan atau perampokan. Pada tahap
berikutnya, bisa jadi gang-gang seperti itu menjadi mata rantai
peredaran narkoba atau kejahatan terorganisir.
Solidaritas dan kebanggaan
Kenapa bermunculan gang-gang seperti itu? Jawabannya ada dua alasan.
Pertama soal jati diri. Remaja kan makhluk yang lagi haus pengakuan dan
mencari jati diri. Dengan menjadi anggota gang mereka diakui sama orang
lain-minimal ama gangnya-dan punya jati diri. Pake jaket kelompok atau
atribut-atribut lain termasuk tato.
Udah gitu, kalo bisa melakukan tindakan kriminal bukannya malu justru
bangga. Ada seorang anggota gang yang ngaku bahwa kalo mereka ketangkep
terus masuk penjara, justru nambah pede mereka untuk melakukan tindakan
berikutnya. Hmm… dasar muka tembok kulit badak body batu!
Alasan lain adalah soal solidaritas. Manusia kan makhluk sosial, nah
karena para pelajar juga manusia mereka pun seneng kumpul-kumpul. Supaya
lebih solid maka dibentuklah sebuah ikatan termasuk gang itu adalah
ikatan solidaritas para pelajar dan remaja. Seperti diakui oleh para
pendiri gang di salah satu SMA di Jakarta, mereka mendirikan gang itu untuk
solidaritas siswa. Bahasa lainnya mengalang kebersamaan. Bahkan
kebersamaan itu terus berkelanjutan sampai mereka sudah jadi alumnus
sekalipun.
Niatnya sih suer emang bagus, tapi selalu aja kebersamaan
yang nggak terkontrol bisa berubah jadi gang kriminal. Entah kenapa
banyak gang remaja dan pelajar yang kemudian melakukan aktivitas
menyimpang. Melakukan bullying dan pemalakan. Beberapa gang
malah selalu melakukan perploncoan dengan kekerasan pada anggota baru.
Seperti yang kamu lihat di layar kaca, gang bermotor bahkan ‘mewajibkan’
calon anggotanya saling berkelahi. Beneran berkelahi, lho!
Solidaritas ngawur itu juga mendorong anggota gang menyerang gang
lain. Prinsipnya, beda kelompok sikat! Lucunya, mereka juga bisa
memanipulasi solidaritas kelompok untuk kepentingan pribadi; nyerang
lawan atau ngerampas barang.
Solidaritas yang out of control itu emang berpotensi jadi bibit triad atau mafia. Mereka memplesetkan slogan Presiden SBY; “Bersama Kita Bisa!” So,
para pelajar itu nggak takut lagi jadi ‘monster’. Mereka berani malak
dan kasar pada orang lain – termasuk guru dan orang tua – karena percaya
bakal dilindungi ama kelompoknya. Musibah!
Makanya banyak guru dan kepsek yang kèder ngadepin perilaku gang.
Mereka saling melindungi. Kalau diinvestigasi mereka biasanya melakukan
GTM (gerakan tutup mulut). Entah karena setia atau takut.
Wajar kalo kemudian anggota gang ini lebih percaya pada gang-nya
ketimbang sama orang lain, termasuk orangtua sekalipun. Yang bikin
ngeri, mereka juga nggak pandang bulu kalo ingin menyerang orang lain
meski itu saudara sendiri.
Tapi kesetiaan pada kelompok/gang nggak semata karena saling percaya,
tapi juga karena ada unsur ketakutan. Yup, banyak pelajar yang terpaksa
jadi anggota gang atau melakukan keinginan kelompok karena dibawah
ancaman. Mereka nggak berani menolak karena ogah dibilang cupu
(culun punya) atau banci. Ngelapor? Wah, mana berani. Entar dikatain MT
(makan temen) atau paling parah bakal dihabisin ama gangnya. Padahal,
ketika mereka jadi anggota gang, posisi mereka jadi serba salah; ikutan
terus nanti kebawa kriminal, kalo keluar keselamatan terancam. Maju
kena, mundur kena.
Emang ada untungnya?
Pikir deh, bro en sis, ada nggak seh untungnya bikin gang dan jadi member
di situ kalo malah nge-rese-in orang lain dan diri sendiri? Ketika mau
jadi member kamu udah dikerjain abis. En kalau udah ada di dalam, nggak
mudah menolak keinginan gang apalagi minta keluar. Perlu keberanian
ekstra, bro!
Belum lagi kalo gang itu udah jelas kerjaannya nyusahin orang lain; malak dan bullying.
Kepikir nggak kalo itu adalah perbuatan kriminal. Bayangin gimana
rasanya kalo kita yang ngalamin seperti itu? Bayangin juga kalo ortumu
tahu, apa nggak bakal malu seumur-umur?
Yang paling penting, neh, apa nggak takut dan malu pada Allah? Hmm,
sehebat-hebatnya anggota gang nggak bakal bisa menahan derita di akhirat
kelak. Bukankah kita semua bakal mati en balik menghadap Allah Swt.?
Bukankah segala perbuatan kita bakal dibales di akhirat sana? Padahal
tindakan kekerasan dan pemerasan jelas dibenci Allah Ta’ala. Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala pasti akan menyiksa pula orang-orang yang melakukan penyiksaan di dunia.” (HR. Muslim)
So, jangan mentang-mentang kamu senior atau punya gang lalu
meneror orang lain seenaknya, atau malakin orang lain semau kamu. Semua
bakal ada balasannya. Bisa jadi ente sekarang sok kuasa dan orang lain
takut sama ente, tapi percaya aja Brur, kelakuan ente bakal dibales
Allah di hari Kiamat. Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh semua hak
pasti akan dikembalikan pada yang berhak pada hari Kiamat, hingga
kambing yang tidak bertanduk diberi kesempatan membalas pada kambing
bertanduk.”(HR Muslim)
Senang berkelompok itu sah aja, tapi kalo udah ngebanggain kelompok
apalagi rela mati demi kelompok, itu mah rugi banget. Bukan bagian dari
jiwa seorang muslim. Kalo sampe mati ngebelain gang wah nggak bakal
masuk ke dalam surga. Rasulullah saw. udah ngingetin dalam sabdanya: “Bukan golongan kami yang menyeru pada ashabiyyah, berperang karena ashabiyyah dan mati karena ashabiyyah.”(HR Abu Daud)
Udah deh Brur, sesama muslim itu bersaudara. Pantang mencelakakan
sesama. Lagian, apa pantes sesama muslim gebug-gebugan dan saling
menumpahkan darah? Aduh, Israel masih bercokol dan AS masih berlaga
kenapa nggak mereka aja yang kita gempur? Bodoh banget kalo sesama
muslim malah saling bunuh. Inget pesan Rasulullah saw.: “Jika dua orang muslim bertemu dengan pedangnya masing-masing maka yang membunuh dan yang terbunuh berada di neraka.”
Aku (Abu Bakrah ra.) bertanya, “Ya, Rasulullah! Yang pembunuh sudah
pasti, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?” Rasulullah saw. menjawab, “Sesungguhnya ia telah berniat sungguh-sungguh untuk membunuh temannya.” (HR Bukhari)
Apalagi kalo yang terbunuh orang yang kagak punya salah apa-apa.
Hanya karena ia bergaul dengan ‘lawan’ gang-mu. Wah, nggak kebayang
dosa-dosa yang kudu ditanggung. Firman Allah Ta’ala: “Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS an-Nisa’ [04]: 93)
Keluar, Bro!
Buat kamu-kamu yang udah berada di lingkungan gangster, saatnya beri ‘perlawanan’. Speak out, guyz!
Katakan pada kelompokmu bahwa selama ini kalian berada di jalan yang
salah. Apalagi kamu-kamu yang muslim nggak pantes ngelakuin perkara yang
jahiliyah, pamer kekuatan dan kekasaran.
Bicara juga pada ortumu tentang lingkungan pergaulan yang udah nggak
sehat itu. Katakan terus terang juga pada guru-gurumu, dan minta mereka
menyelesaikan urusan ini sampai tuntas. Ini keberanian sejati yang kudu
dimiliki seorang remaja muslim. Berani bukan karena banyakan, tapi
karena benar. Catet yo!
So, ati-ati memilih kawan. Jangan karena takut dibilang
nggak gaul, dikatain cupu en banci lantas mengorbankan masa depanmu di
tangan para gangster. Lagian, solidaritas yang mereka bilang itu umumnya
semu, palsu abiz, coy! Coba aja kalo ada member yang dipenjara mereka rata-rata menjauh. Apalagi nih, kalau seandainya ada member yang nanti masuk neraka dan diazab sama Allah Swt., apa mereka berani nolongin dan ngelawan Allah? Pastinya kagak lha, yauw!
Jadi, nggak ada ruginya kita meninggalkan teman-teman yang
perilakunya kayak gangster, gitu. Cari deh teman dan sahabat dalam
pertemanan dan persahabatan yang sehat dan bikin kita hepi di dunia wal
akhirat. Setuju kan? Harus atuh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar