Selamat Datang

Sabtu, 24 Maret 2012

Produk Asli Buatan Orang Kafir

Masih ingatkah Anda ketika negara kita kedatangan “tamu” presiden AS George Bush pada akhir November 2006 lalu? Ketika itu banyak muncul reaksi dari kaum muslimin Indonesia yang intinya menginginkan supaya Bush pulang kampung. Usirlah Bush dari bumi Indonesia!! Kita lihat organisasi atau gerakan da’wah menggelar aksi demonstrasi untuk mengusir Bush dari bumi Indonesia. Kita sepakat bahwa Bush adalah musuh Islam dan kaum muslimin. Tetapi permasalahan yang perlu untuk dijelaskan kepada kaum muslimin adalah apakah benar harus menggunakan demonstrasi untuk mengusir Bush? Apakah dibolehkan melakukan unjuk rasa untuk menentang keputusan pemerintah yang itu memberatkan rakyat? Apakah boleh mengerahkan wanita-wanita ke jalan-jalan, berteriak-teriak menentang pemerintah? Yang hal ini sering kita dapati dilakukan oleh gerakan da’wah islam, bahkan mereka menyatakan hal ini adalah salah satu bentuk jihad melawan ketidakadilan atau jihad melawan orang kafir. Oleh karena itu, perlu kiranya ada penjelasan tentang demonstrasi dan hukumnya walaupun dalam tulisan yang cukup ringkas berikut ini.
 
Demonstrasi Adalah Produk Orang Kafir
 
Sesungguhya demonstrasi itu merupakan produk asli orang kafir, yang sudah selayaknya bagi kaum muslimin tidak mencontoh hal tersebut. Karena tidak boleh bagi kaum muslimin mencontoh kebiasaan orang-orang kafir. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Barang siapa yang meniru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”. (HR Abu Dawud, dishahihkan Ibnu Hibban). Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa meniru kebiasaan orang kafir minimal hukumnya haram.
 
Islam Berlepas Diri Dari Demonstrasi
 
Sesungguhnya demonstrasi adalah perkara baru yang belum pernah dikenal di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula pada zaman Khulafaur Rosyidin dan para sahabat radhiyallahu’anhum. Islam tidak pernah mengenal tindakan demonstrasi ini, tidak pula mengakuinya, bahkan demonstrasi merupakan produk murni orang kafir yang telah diadopsi oleh sebagian kaum muslimin. Apakah setiap kali orang-orang kafir itu melakukan suatu perbuatan, kita langsung menyetujui dan menirunya? Tentunya sikap seorang muslim yang menerti wala’ dan baro’ tidak melakukan hal yang demikian.
 
Ketika Bush Datang
 
Sungguh masih teringat di ingatan kita, ketika Bush datang ke negara kita, banyak reaksi kaum muslimin Indonesia yang menentang hal tersebut. Aksi demonstrasi terlihat di jalan-jalan, yang semuanya menyerukan untuk mengusir Bush, teroris yang sesungguhnya. Dan yang masih teringat ketika itu adalah ada seorang ustadz yang mengisi khutbah jum’at. Salah satu dari isi khutbahnya menyatakan bahwa hukum demonstrasi menentang kedatangan Bush ke Indonesia adalah fardhu ‘ain. Subhaanallah, siapakah ulama’ kaum muslimin dari zaman dulu sampai sekarang yang menyatakan bahwa demonstrasi hukumnya fardhu ‘ain? Apakah ustadz tersebut tidak mengetahui konsekuensi dari ucapannya tersebut? Salah satu konsekuensi dari ucapan ini adalah banyak kaum muslimin yang berdosa gara-gara tidak ikut demo menentang Bush. Tentunya hal ini, jika apa yang dikatakan ustadz tersebut benar. Apakah kita akan mengusir orang kafir dengan cara-cara orang kafir? Semoga saja yang diucapkan ustadz tersebut karena kekhilafan beliau.
 
Kejelekan Yang Nampak Dari Demonstrasi
 
Mayoritas demo yang ada tidak lepas dari keluarnya wanita-wanita ke jalan-jalan. Bagaimana sebenarnya hukum wanita yang keluar untuk demo seperti ini? Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu.”(QS Al Ahzab: 33). Konteks ayat ini pada waktu itu ditujukan untuk istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tetap di rumah dan boleh keluar rumah jika ada keperluan yang dibenarkan syari’at. Kita tidak meragukan lagi akan keilmuan dan ketaqwaan para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi mereka diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah mereka. Bagaimana dengan para wanita saat ini? Tentunya mereka harusnya lebih diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah karena kurangnya ilmu dan ketaqwaan mereka jika di bandingkan istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah hukum asal untuk wanita, yaitu tetap tinggal di rumah jika tidak ada keperluan yang dibenarkan oleh syari’at. Kemudian bagaimana dengan keluarnya wanita dari rumah mereka untuk demo?!!
 
Tidak diragukan lagi fitnah dan kerusakan yang ditimbulkan sangatlah besar. Apakah merupakan ajaran islam membiarkan para wanita berteriak-teriak di jalan-jalan? Ini hanya salah satu kejelekan yang nampak dari demonstrasi. Di sana masih ada banyak kejelekan yang lain yaitu berbagai kerusuhan dan pengrusakan. Atau minimal mendzolimi para pengguna jalan, ketika demo dilakukan di jalan-jalan. Meskipun mereka menamakan demo mereka dengan aksi damai.
 
Bagaimana Cara Menasehati Pemerintah ?
 
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan bagaimana cara menasehati pemerintah. Sebagaimana dalam hadits yang artinya, “Siapa yang ingin menasehati penguasa, maka janganlah dia menampakkan dengan terang-terangan. Akan tetapi hendaklah dia mengambil tangannya lalu mereka berdua bersendirian denganny. Kalau dia menerimanya maka itulah yang diinginkan, dan kalau tidak menerimanya, maka dia telah menunaikan apa yang merupakan kewajibannya” (HR Imam Ahmad, dishahihkan Syaikh Al Albani). Beginilah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita.
 
Rencana Kenaikan Harga BBM Juga Harus di Pahami Secara Islam
 
Rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan April nanti telah disambut dengan gelombang unjuk rasa penolakan oleh masyarakat, khususnya mahasiswa. Yang mencemaskan, aksi unjuk rasa itu dibarengi dengan anarkisme. Ada pengrusakan fasilitas umum, mengganggu arus lalu lintas di jalan-jalan protokol, serta penyanderaan kendaraan pengangkut BBM.
 
Atas berbagai reaksi tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tak khawatir jika ada aksi demonstrasi besar-besaran yang menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Kendati demikian, Presiden meminta aparat keamanan melakukan langkah-langkah antisipatif terkait aksi demonstrasi tersebut.


Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kenaikan harga BBM memang memicu banyak kesulitan ekonomi di tingkat akar rumput. Seperti disampaikan para analis politik dan ekonomi, kenaikan/penghapusan subsidi BBM dapat dipastikan akan memicu kenaikkan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup rakyat.
 

Penaikan harga BBM boleh untuk tak setuju. Tapi, demonstrasi penolakan dengan cara-cara yang anarkis juga kita tolak. Makanya, eskalasi demonstrasi yang menentang kenaikan harga BBM tidak sampai terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
 
Kalaupun ada unjuk rasa untuk menentang kenaikan harga BBM, maka yang harus dicegah adalah anarkisme atau hal-hal yang bersifat merusak, mengganggu ketertiban umum, dan semacamnya. Seperti diingatkan Presiden SBY, kebebasan harus berdampingan dengan kepatuhan kita terhadap pranata sosial dan hukum. Kepentingan publik yang lebih besar tidak boleh terganggu.
 
Demikianlah pembahasan yang cukup ringkas ini. Semoga Allah menunjuki kita jalan kebenaran dari berbagai macam perselisihan yang ada dengan izin-Nya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar